Terinspirasi.com- Menjaga amanah adalah pekerjaan yang berat namun
mulia, ada sebuah Kisah Inspiratif yang
dapat Terinspirasi.com kisahkan
sebagai berikut :
Alkisah, seorang pemuda sedang
dikejar-kejar oleh warga sebuah kampung, ia lari hingga memasuki sebuah
perkebunan. Dengan rasa takut yang teramat sangat, sang pemuda menghampiri
seorang laki-laki yang ternyata adala sang pemilik kebun, ia sedang sibuk
dengan aktivitasnya dikebun.
Ketika sang pemuda itu masuk ke
dalam kebun, warga yang mengejarnya tidak berani masuk ke dalam kebun. Akhirnya
mereka berteriak-teriak dari luar pagar kebun. Mereka meminta agar pemuda yang
mereka kejar tersebut diusir oleh sang pemilik kebun.
Sang pemuda memohon perlindungan
kepada pemilik kebun dari amukan warga.
Ia bercerita dengan jujur kepada laki-laki pemilik kebun bahwasanya ia baru
saja berkelahi dengan seorang pemuda hingga pemuda tersebut terbunuh. Warga
yang marah mengejar dan ingin membunuh dirinya.
Setelah mendengar penjelasan sang
pemuda, pemilik kebun merasa iba dan kasihan. Laki-laki pemilik kebun berjanji
untuk melindungi pemuda tersebut. Lega lah perasaan si pemuda itu. Sang pemilik
kebun kemudian membawa si pemuda dan
menyembunyikannya di dalam sebuah gudang.
Tapi yang terjadi membuat sang
pemilik kebun sangat terkejut dan tidak percaya dengan apa yang dilihat kedua
matanya.
Warga kampung yang dari tadi
menunggu di luar pagar masuk ke dalam kebunnya dengan mengusung mayat yang
dbunuh sang pemuda yang disembunyikannya. Sang pemilik kebun merasa otot-otot
penyangga tubuhnya rontok, jantungnya berdegup sangat kencang namun darah
ditubuhnya berhenti mengalir. Keringat dingin mulai bercucuran.
Ternyata, orang yang dibunuh oleh
pemuda yang disembunyikannya adalah anaknya sendiri. Betapa hancur dan kacaunya
pikiran sang pemilik kebun.
Malam terus merayapi bumi, Laki-laki
itu belum bisa memejamkan mata. Dia benar-benar terpukul, anak lelaki yang
sangat dicintainya meninggal akibat dibunuh. Dan ia pun sempat berniat
menyerahkan pemuda yang disembunyikannya kepada warga. Namun dia tidak bisa
mengingkari janjinya kepada pemuda itu. Dia gelisah dan gundah gulana. Hingga
akhirnya ia membuat sebuah keputusan.
Ketika suasana keheningan
ditengah malam, sang pemilik kebun mendatangi gudang tempat pemuda itu
disembunyikan. Kemudian laki-laki itu menceritakan masalahnya. Dia mengatakan
kalau pemuda yang terbunuh tersebut adalah anaknya.
Pemuda yang disembunyikan
langsung lemas seluruh tubuhnya. Dia merasa malaikat maut telah siap untuk
mencabut nyawanya. Tubuhnya gemetar karena ketakutan yang teramat sangat. Degup
jantungnya berpacu kencang.
Tapi, sang pemilik kebun yang
dari tadi mematung setelah menceritakan persoalannya, tiba-tiba mengulurkan
tangannya dan mengusap rambut pemuda yang dicekam ketakutan yang teramat sangat
itu.
“Tidak mungkin aku harus
mengkhianati janjiku kepada mu, nak. Pergilah kamu dari sini sebelum fajar,
nak, aku mohon,” kata sang pemilik kebun. “Aku tidak akan pernah mengingkari
janjiku sendiri. Tapi aku khawatir warga kampung marah dan akan masuk ke sini.”
Ada kesunyian setelah itu. Air
mata pemuda itu mulai berlinangan. Dia merasa sangat bersalah kepada pemilik
kebun itu. Dia dengan segera menghambur mendekati laki-laki itu dan mencium
tangannya. Dia meminta maaf atas kekhilafan yang telah dilakukannya.
Dan benar saja, sebelum fajar
menyingsing, sang pemilik kebun mendatangi gudang tempat persembunyian sang
pemuda, ia mendapati gudang yang sunyi. Sang pemuda telah pergi.
Ada kebanggaan yang bersemayam
dalam dada lelaki itu karena mampu menjaga amanat. Tapi ada juga perasaan yang
tersayat karena anak kesayangannya kini telah tiada. [ ]